TECHNO

Teori Dasar Elektronika dan Dasar Kelistrikan





Teori Dasar Elektronika dan Dasar Kelistrikan – Untuk bisa menjadi seorang teknisi elektronika yang handal, seseorang harus mempelajari terlebih dahulu teori dasar elektronika dan kelistrikan. Teori-teori tersebut akan sangat berguna dan membantu saat praktek di lapangan. Teori elektronika ibarat pondasi. Jika pondasi kokoh, maka rumah tak akan mudah ambruk.

Ada beberapa sub teori yang harus dipelajari, mulai dari teori elektron, teori atom, arus listrik, tegangan, hukum ohm, dan masih banyak lagi yang lain.

Teori Dasar Elektronika
Berikut ini adalah beberapa teori dasar elektronika serta dasar kelistrikan yang harus anda pelajari dan pahami jika anda ingin menjadi ahli dalam dunia elektronika.

1. Teori Elektron dan Atom

Jika suatu benda atau zat baik itu padat, cair, atau gas, dibagi-bagi menjadi bagian yang paling kecil, dan bagian tersebut masih memiliki sifat asalnya, maka benda atau zat tersebut dinamakan molekul. Jika molekul tersebut terus dibagi-bagi menjadi bagian yang paling kecil sekali, sehingga bagian tersebut tidak memiliki sifat asalnya lagi, maka disebutlah atom.

Kata atom sendiri sebenarnya berasal dari bahasa Yunani yang artinya tidak dapat dibagi-bagi lagi. Jadi atom dapat didefinisikan sebagai bagian yang terkecil dari molekul yang sudah tidak dapat dibagi-bagi lagi dengan reaksi kimia biasa. Sementara molekul adalah bagian terkecil dari suatu benda yang masih punya sifat asal.

Sebuah atom terdiri dari inti atom alias nukleus yang tersusun dari proton (positif) dan netron (netral), yang dikelilingi oleh elektron (negatif). Sebuah atom dikatakan netral bila memiliki muatan positif dan negatif dalam jumlah yang sama. Dalam teori atom dikenal istilah elektron bebas atau elektron valensi, yakni elektron yang berada di lintasan kulit atom paling luar.

Dalam hukum muatan listrik, jika ada muatan sejenis akan tolak menolak. Sedangkan jika ada muatan tak sejenis maka akan tarik menarik. Dalam teori perpindahan muatan listrik, ada tiga jenis bahan, yakni konduktor atau penghantar, semikonduktor atau setengah penghantar, dan isolator atau penghambat.

2. Teori Arus Listrik

Definisi arus listrik adalah muatan-muatan negatif atau elektron yang mengalir dari potensial rendah menuju ke potensial tinggi. Satuan arus listrik adalah Ampere. Dalam teori arus listrik, dikenal dua jenis sumber arus listrik, yakni sumber arus listrik searah atau DC dan sumber arus bolak-balik atau AC.

Sumber arus DC adalah listrik yang tidak berubah fasenya. Contohnya adalah baterai, solar sel, accumulator, dinamo dan adaptor. Sedangkan arus AC adalah arus listrik yang berubah-ubah fasenya setiap saat. Contohnya adalah generator, listrik PLN, dan inverter. Alat yang dapat digunakan untuk mengukur arus listrik adalah amperemeter.



Rumus Arus Listrik: I=Q/t

Dimana:

I = arus listrik dalam satuan ampere (A)
Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)
t = waktu dalam satuan sekon (s)
3. Teori Tegangan Listrik

Pengertian tegangan listrik adalah energi atau tenaga yang menyebabkan muatan-muatan negatif atau elektron) mengalir dalam penghantar. Nilai satuan dari tegangan listrik adalah V ( Volt ). Alat yang digunakan untuk mengukur besar kecilnya tegangan listrik adalah voltmeter.

Rumus Tegangan Listrik: V=W/Q

Dimana:

V = tegangan listrik dalam satuan volt (V)
W = energi dalam satuan joule (J)
Q = muatan listrik dalam satuan columb (C)
4. Teori Resistor / Hambatan

Resistor merupakan komponen elektronika pasif yang berfungsi sebagai hambatan listrik. Satuan nilai resistor adalah Ohm. Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya hambatan resistor adalah Ohmmeter. Teori yang erat kaitannya dengan resistor adalah teori George Simon Ohm dengan penelitian kolam air raksanya.

Jika dilihat dari bahannya, resistor memiliki 5 jenis, yakni resistor karbon, kompon, kawat gulung, serbuk besi, dan film logam. Sedangkan jika dilihat dari jenisnya, ada resistor tetap, resistor variabel, negative temperatur coefficient (NTC), positive temperatur coefficient ( PTC ), light dependent resistor ( LDR ), dan magnetic dependent resistor ( MDR ).

Nilai resistansi yang dimiliki sebuah resistor dapat dilihat dari gelang-gelang warna yang dimilikinya. Gelang pertama menyatakan angka pertama ( digit ke-1 ). Gelang kedua menyatakan angka kedua  ( digit ke-2 ). Gelang ketiga menyatakan banyaknya nol atau faktor pengali. Gelang keempat menyatakan toleransi.

Hukum yang membahas tentang resistor adalah hukum Ohm yang dikemukakan oleh George Simon Ohm. Hukum tersebut berbunyi, dalam suatu rangkaian tertutup, kuat arus listrik ( I ), berbanding lurus atau sebanding dengan tegangan listriknya ( V ), dan berbanding terbalik dengan hambatan listrik ( R ).

5. Teori Daya Listrik

Pengertian daya listrik adalah usaha listrik dalam suatu penghantar setiap sekon atau detik.

Rumus daya listrik adalah: P = W/t

Dimana:

P = daya listrik dalam satuan Watt (W)
W = usaha listrik dalam satuan Joule (J)
t = waktu dalam satuan sekon (s)


Sekian informasi mengenai teori dasar elektronika dan dasar kelistrikan. Semoga artikel tadi bermanfaat dan menginspirasi pembaca. Jangan lupa untuk membagikan artikel ini kepada teman-teman jikalau bermanfaat.
READMORE
 

PENGERTIAN TRANSISTOR DAN JENIS-JENIS TRANSISTOR

PENGERTIAN TRANSISTOR DAN JENIS-JENIS TRANSISTOR




Pengertian Transistor dan Jenis-jenis Transistor – Transistor adalah komponen semikonduktor yang memiliki berbagai macam fungsi seperti sebagai penguat, pengendali, penyearah, osilator, modulator dan lain sebagainya. Transistor merupakan salah satu komponen semikonduktor yang paling banyak ditemukan dalam rangkaian-rangkaian elektronika. Boleh dikatakan bahwa hampir semua perangkat elektronik menggunakan Transistor untuk berbagai kebutuhan dalam rangkaiannya. Perangkat-perangkat elektronik yang dimaksud tersebut seperti Televisi, Komputer, Ponsel, Audio Amplifier, Audio Player, Video Player, konsol Game, Power Supply dan lain-lainnya.Transistor pertama kali ditemukan oleh tiga orang fisikawan yang berasal Amerika Serikat pada akhir tahun 1947 adalah Transistor jenis Bipolar. Mereka adalah  John Bardeen, Walter Brattain, dan William Shockley. Dengan penemuan tersebut, perangkat-perangkat elektronik yang pada saat itu berukuran besar dapat dirancang dalam kemasan yang lebih kecil dan portabel (dapat dibawa kemana-mana). Ketiga fisikawan tersebut mendapatkan Hadiah Nobel Fisika pada tahun 1956 atas penemuan Transistor ini. Namun sebelum ketiga fisikawan Amerika Serikat tersebut menemukan Transistor Bipolar, seorang fisikawan Jerman yang bernama Julius Edgar Lilienfeld sudah mempatenkan Transistor jenis Field Effect Transistor di Kanada pada tahun 1925 tetapi Julius Edgar Lilienfeld tidak pernah mempublikasikan hasil penelitiannya baik dalam bentuk tulisan maupun perangkat prototype-nya. Pada tahun 1932, seorang inventor Jerman yang bernama Oskar Heil juga mendaftarkan paten yang hampir sama di Eropa.Seiring dengan perkembangannya, Transistor pada saat ini telah dirancang telah berbagai jenis desain dengan fitur aliran arus dan pengendali yang unik. Ada jenis Transistor yang berada dalam kondisi OFF hingga terminal Basis diberikan arus listrik untuk dapat berubah menjadi ON sedangkan ada jenis lain yang berada dalam kondisi ON hingga harus diberikan arus listrik pada terminal Basis untuk merubahnya menjadi kondisi OFF. Ada juga Transistor yang membutuhkan arus kecil dan tegangan kecil untuk mengaktifkannya namun ada yang hanya memerlukan tegangan untuk mengoperasikannya. Ada lagi Transistor yang memerlukan tegangan positif untuk memicu pengendalinya di terminal Basis sedangkan ada Transistor yang memerlukan tegangan negatif sebagai pemicunya.


Jenis-jenis Transistor


Secara umum, Transistor dapat digolongkan menjadi dua keluarga besar yaitu Transistor Bipolar dan Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor). Perbedaan yang paling utama diantara dua pengelompokkan tersebut adalah terletak pada bias Input (atau Output) yang digunakannya. Transistor Bipolar memerlukan arus (current) untuk mengendalikan terminal lainnya sedangkan Field Effect Transistor (FET) hanya menggunakan tegangan saja (tidak memerlukan arus). Pada pengoperasiannya, Transistor Bipolar memerlukan muatan pembawa (carrier) hole dan electron sedangkan FET hanya memerlukan salah satunya.
Pengertian Transistor dan Jenis-jenis Transistor
Berikut ini adalah jenis-jenis Transistor beserta penjelasan singkatnya.





1. Transistor Bipolar (BJT)


Transistor Bipolar adalah Transistor yang struktur dan prinsip kerjanya memerlukan perpindahan muatan pembawanya yaitu electron di kutup negatif untuk mengisi kekurangan electon atau hole di kutub positif.   Bipolar berasal dari kata “bi” yang artinya adalah “dua” dan kata “polar” yang artinya adalah “kutub”. Transistor Bipolar juga sering disebut juga dengan singkatan BJT yang kepanjangannya adalah Bipolar Junction Transistor.
Jenis-jenis Transistor Bipolar

Transistor Bipolar terdiri dari dua jenis yaitu Transistor NPN dan Transistor PNP. Tiga Terminal Transistor ini diantaranya adalah terminal Basis, Kolektor dan Emitor.
Transistor NPN adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan positif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Kolektor ke Emitor.
Transistor PNP adalah transistor bipolar yang menggunakan arus listrik kecil dan tegangan negatif pada terminal Basis untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan yang lebih besar dari Emitor ke Kolektor.
Simbol Transistor Bipolar (BJT) dapat dilihat di gambar atas.


2. Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor Efek Medan atau Field Effect Transistor yang disingkat menjadi FET ini adalah jenis Transistor yang menggunakan listrik untuk mengendalikan konduktifitasnya. Yang dimaksud dengan Medan listrik disini adalah Tegangan listrik yang diberikan pada terminal Gate (G) untuk mengendalikan aliran arus dan tegangan pada terminal Drain (D) ke terminal Source (S). Transistor Efek Medan (FET) ini sering juga disebut sebagai Transistor Unipolar karena pengoperasiannya hanya tergantung pada salah satu muatan pembawa saja, apakah muatan pembawa tersebut merupakan Electron maupun Hole.


Jenis-jenis Transistor Efek Medan (Field Effect Transistor)

Transistor jenis FET ini terdiri dari tiga jenis yaitu Junction Field Effect Transistor (JFET), Metal Oxide Semikonductor Field Effect Transistor (MOSFET) dan Uni Junction Transistor (UJT).
JFET (Junction Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medanyang menggunakan persimpangan (junction) p-n bias terbalik sebagai isolator antara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. JFET terdiri dari dua jenis yaitu JFET Kanal P (p-channel) dan JFET Kanal N (n-channel). JFET terdiri dari tiga kaki terminal yang masing-masing terminal tersebut diberi nama Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah Transistor Efek Medan yang menggunakan Isolator (biasanya menggunakan Silicon Dioksida atau SiO2) diantara Gerbang (Gate) dan Kanalnya. MOSFET ini juga terdiri dua jenis konfigurasi yaitu MOSFET Depletion dan MOSFET Enhancement yang masing-masing jenis MOSFET ini juga terbagi menjadi MOSFET Kanal-P (P-channel) dan MOSFET Kanal-N (N-channel). MOSFET terdiri dari tiga kaki terminal yaitu Gate (G), Drain (D) dan Source (S).
UJT (Uni Junction Transistor) adalah jenis Transistor yang digolongkan sebagai Field Effect Transistor (FET) karena pengoperasiannya juga menggunakan medan listrik atau tegangan sebagai pengendalinya. Berbeda dengan jenis FET lainnya, UJT mememiliki dua terminal Basis (B1 dan B2) dan 1 terminal Emitor. UJT digunakan khusus sebagai pengendali (switch) dan tidak dapat dipergunakan sebagai penguat seperti jenis transistor lainnya.


READMORE
 

PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS KAPASITOR

PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS KAPASITOR








PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS KAPASITOR - Kapasitor Atau dalam bahasa inggri bertuliskan Capacitor atau juga disebut dengan Kondensator atau dalam bahasa inggris bertuliskan Condensator adalah komponen elektronika pasif yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara dengan satuan kapasitansinnya adalah Farad.Satuan Kapasitor tersebut diambil dari nama penemunya yaitu Michael Faraday (1791 - 1867) yang berasal dari inggris . Namun Farad adalah satuan yang sangat besar yang versi kecilnya adalah picofarad,nanofarad,dan mikrofarad.

KONVERSI SATUAN FARAD :

1 Farad = 1.000.000 mikro farad
1 Mikro farad = 1.000 nano farad
1 Mikro farad = 1.000.000 piko farad
1 Nano farad = 1.000 piko farad

Kapasitor merupakan komponen elektronika yang terdiri dari dua pelat konduktor yang pada umumnya adalah terbuat dari logam dan sebuah isolator diantaranya sebagai pemisah.Dalam rangkaian Elektronika,kapasitor disingkat dengan huruf "C".


JENIS-JENIS KAPASITOR

Berdasarkan bahan isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu kapasitor nilai tetap dan kapasitor variable. Berikut ini adalah penjelasan singkatnya untuk masing masing jenis kapasitor :


A. KAPASITOR NILAI TETAP (FIXED CAPACITOR)


Kapasitor nilai tetap atau fixed capacitor adalah kapasitor yang nilainya konstan atau tidak berubah-ubah. Berikut inin adalah jenis-jenis kapasitor yang nilainya tetap :



1. KAPASITOR KERAMIK (CERAMIK CAPACITOR)

Kapasitor keramik adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi empat. Kapasitor keramik tidak memiliki arah atau polaritas , jadi dapat dipasang bolak-balik pada rengkain elektronika.


2. KAPASITOR POLYESTER (POLYESTER CAPACITOR)

Kapasitor Polyester adalah kapasitor yang isolatornya terbuat dari Polyester dengan bentuk persegi empat . komponen elektronika ini juga tidak memiliki polaritas sehingga dapat dipasng bolak-balik di sebuah rangkaian elektronika.


3.KAPASITOR KERTAS (PAPER CAPACITOR)

Kapasitor kertas adalah kapasitornya terbuat dari kertas dan pada umunya nilai kapasitor kertas berkisar diantara 300 piko farad sampai 4mikro farad. Komponen Elektronika ini jug atidak memiliki Polaritas sehingga dapat dipasang bola-balik pada sebuah rangakain elektronika.


4. Kapasitor Mika (Mica Capacitor)

Kapasitor Mika adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak balik karena tidak memiliki polaritas arah.


5. Kapasitor Elektrolit (Electrolyte Capacitor)

Kapasitor Elektrolit adalah kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit (Electrolyte) dan berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan ELCO ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi (Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit berkisar dari 0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan, Kapasitor Elektrolit dapat meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan melampui batas kamampuan tegangannya.


6. Kapasitor Tantalum

Kapasitor Tantalum juga memiliki Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti halnya Kapasitor Elektrolit dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan mungil. Oleh karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang berharga mahal. Pada umumnya dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran kecil seperti di Handphone dan Laptop.



B. KAPASITOR VARIABEL (VARIABLE KAPASITOR)






Kapasitor Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu :
Kapasitor Variabel (Variable Capasitor)

1. VARCO (Variable Condensator)


VARCO (Variable Condensator) yang terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih besar dan pada umumnya digunakan untuk memilih Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul Antena dan Spul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai 500pF


2. Trimmer


Trimmer adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga nilai kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.

Fungsi Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika

Pada Peralatan Elektronika, Kapasitor merupakan salah satu jenis Komponen Elektronika yang paling sering digunakan. Hal ini dikarenakan Kapasitor memiliki banyak fungsi sehingga hampir setiap Rangkaian Elektronika memerlukannya.
Dibawah ini adalah beberapa fungsi daripada Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika :
Sebagai Penyimpan arus atau tegangan listrik
Sebagai Konduktor yang dapat melewatkan arus AC (Alternating Current)
Sebagai Isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)
Sebagai Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya)
Sebagai Kopling
Sebagai Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
Sebagai Penggeser Fasa
Sebagai Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang digabungkan dengan Spul Antena dan Osilator)

Cara Membaca Nilai Kapasitor Elektrolit (ELCO)

Untuk Kapasitor Elektrolit atau ELCO, nilai Kapasitansinya telah tertera di label badannya dengan jelas. Jadi sangat mudah untuk menentukan nilainya. Contoh 100µF 16V, 470µF 10V, 1000µF 6.3V ataupun 3300µF 16V. Untuk lebih Jelas silakan lihat gambar dibawah ini :
Nilai Kapasitor pada gambar diatas adalah 3300µF  (baca : 3300 Micro Farad)
Hal yang perlu diingat adalah Kapasitor Elektrolit (ELCO) merupakan jenis Kapasitor yang memiliki Polaritas (+) dan (-) sehingga perlu hati-hati dalam pemasangannya. Seperti Gambar diatas, di badan Kapasitor juga terdapat tanda yang menunjukkan Polaritas arah Negatif (-) dari sebuah Kapasitor Elektrolit. Disamping itu, daya tahan Panas Kapasitor juga tertulis dengan jelas di label badannya. Contohnya 85°C dan 105°C.
Cara Membaca Nilai Kapasitor Elektrolit

Cara Membaca Nilai Kapasitor Keramik, Kapasitor Kertas dan Kapasitor non-Polaritas lainnya



Untuk Kapasitor Keramik, Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyester atau Kapasitor Non-Polaritas lainnya, pada umumnya dituliskan Kode Nilai dibadannya. Seperti 104J, 202M, 473K dan lain sebagainya. Maka kita perlu menghitungnya ke dalam nilai Kapasitansi Kapasitor yang sebenarnya.
Cara Membaca dan Menghitung Nilai Kapasitor berdasarkan Kode Angka Kapasitor


Contoh untuk membaca Nilai Kode untuk Kapasitor Keramik diatas dengan Tulisan Kode 473Z. Cara menghitung Nilai Kapasitor berdasarkan kode tersebut adalah sebagai berikut :
Kode : 473Z
Nilai Kapasitor = 47 x 103
Nilai Kapasitor = 47 x 1000
Nilai Kapasitor = 47.000pF atau 47nF atau 0,047µF
Huruf dibelakang angka menandakan Toleransi dari Nilai Kapasitor tersebut, Berikut adalah daftar Nilai Toleransinya :
B = 0.10pF
C = 0.25pF
D = 0.5pF
E = 0.5%
F = 1%
G= 2%
H = 3%
J = 5%
K = 10%
M = 20%
Z = + 80% dan -20%
473Z = 47,000pF +80% dan -20% atau berkisar antara 37.600 pF ~ 84.600 pF.

Jika di badan badan Kapasitor hanya bertuliskan 2 angka, Contohnya 47J maka perhitungannya adalah sebagai berikut :


Kode : 47J
Nilai Kapasitor = 47 x 100
Nilai Kapasitor = 47 x 1
Nilai Kapasitor = 47pF
Jadi Nilai Kapasitor yang berkode 47J adalah 47 pF ±5% yaitu berkisar antara 44,65pF ~ 49,35pF
Jika di badan Kapasitor tertera 222K maka nilai Kapasitor tersebut adalah :
Kode : 222K
Nilai Kapasitor = 22 x 102
Nilai Kapasitor = 22 x 100
Nilai Kapasitor = 2200pF
Toleransinya adalah 5% :
Nilai Kapasitor =2200  –   5% = 1980pF
Nilai Kapasitor = 2200 +  5% = 2310pF
Jadi Nilai Kapasitor dengan Kode 222K adalah berkisar antara 1.980 pF ~ 2.310 pF.

Ya mungkin hanya itu yang dapat saya bagikan untuk anda,semoga ini bermanfaat bagi anda dan dapat membantu anda dalam pembelajaran.TEIMAKASIH












READMORE
 

LED (LIGHT EMITTING DIODE)

LIGHT EMITTING DIODE





LED-Light Emitting Diode atau yang biasa disebut dalam pasaran adalah LED merupakan sebuah komponen elektromagnetik yang dapat mengeluarkan cahaya monokromatik jika diberikan tegangan maju dan jika tidak ideri tegangan maju maka LED tidak akan mengeluarkan cahaya monokromatik hal ini terjadi karena Prinsip kerja LED ini sama dengan dioda pada umunya.LED tidak menimbulkan cahaya saat mengeluarkan cahaya tidak seperti lampu pijar yang saat mengeluarkan cahaya juga menimbulkan panas sehingga LED biasa digunakan pada alat-alat elektronika seperti yang berada di PS2,Computer,Robot Line Follower,Keyboard,Mouse,dan masih banyak lagi,LED dapat digunakan pada alat-alat elektronika karena tidak mengeluarkan panas sehingga tidak merusak komponen lain yang berada di sekitarnya karena efek dari radiasi panas tersebut oleh karena itu LED lebih kompatibel untuk alat-alat elektronik.

Polaritas LED dapat dilihat dengan cara melihat kaki pada LED,untuk Anoda(+) kaki LED lebih panjang dari kaki yang satunya dan untuk Katoda(-)kaki LED lebih pendek dari kaki yang satunya.

MACAM-MACAM WARNA PADA LIGHT EMITTING DIODE

LED memiliki banyak warna diantaranya inframerah,merah,kuning,hijau,putih,biru,dan jingga hal ini bisa terjadi dikarenakan panjang gelombang dan bahan semikonduktor yang digunakan untuk membuat LED tersebut,berikut akan saya beritahukan nama bahan semikonduktor yang dapat memunculkan beranekaragam  warna pada LED:

  • Gallium Arsenide (GaAs) untuk warna Inframerah dan panjang gelombang 850-940nm
  • Gallium Arsenide Phosphide (GaAsp) untuk warna Merah dan panjang gelombang 630-660nm
  • Gallium Arsenide Phosphide (GaAsp) untuk warna Jingga dan panjang gelombang 605-620nm
  • Gallium Arsenide Phosphide Nitride (GaAsp:N) untuk warna Kuning dan panjang gelombang 585-595nm
  • Aluminium Gallium Phospide (AlGaP) untuk warna Hijau dan panjang gelombang 550-570nm
  • Silicon Carbide (Sic) untuk warna Biru dan panjang gelombang 430-505nm
  • Gallium Indium Nitride (GaInN) untuk warna Putih dan panjang gelombang 450nm

TEGANGAN PADA LED

Untuk tiap-tiap LED memiliki tegangan kerja yang berdasarkan pada warna LED tersebut,berikut akan saya berikan tegangan kerja pada tiap-tiap LED:
  • Inframerah memiliki tegangan kerja sebesar: 1,2V
  • Merah memiliki tegangan kerja sebesar:1,8V
  • Jingga memiliki tegangan kerja sebesar:2,0V
  • Kuning memiliki tegangan kerja sebesar:2,2V
  • Hijau memiliki tegangan kerja sebesar:3,5V
  • Biru memiliki tegangan kerja sebesar:3,6V
  • Putih memiliki tegangan kerja sebesar:4,0V

KEGUNAAN LED PADA KEHIDUPAN SEHARI-HARI

Teknologi LED ini memiliki kelebihan seperti tidak menimbulkan panas,tahan lama tidak mengandung bahan berbahaya,murah,dan hemat listrik.Hal ini biasanya digunakan pada pada toko-toko untuk memperindah toko pada saat malam hati sehingga dapat menarik perhatian para customer yang berkunjung pada toko tersebut,LEDpun dapat diprogram sedemikian rupa sehingga dapat lebih menarik perhatian pengunjung,LED biasanya diprogram menggunakan Mikrokontroler.Berikut ini berbagai pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari:
  1. Lampu penerangan pada bangunan
  2. lampu penerangan pada jalan
  3. Menerangi papan iklan dimalam hari (advertising)
  4. Sebagai lampu dekorasi interior maupun exterior
  5. Sebagai Indikator pada alat-alat elektronika
  6. sebagai pemancar Inframerah pada remote kontrol seperti TV,AC,AV Player,dan juga pada mobil remote kontro.
YA mungkin hanya itu yang dapat saya berikan pada kesempatan hari ini,jika mungkin terdapat kesalahan ketik mohon dimaklumi,dan terimakasih telah berkunjung ke blog saya dan jangan lupa beri komentar untuk memberikan sebuah kritik atau saran kepada saya untuk memajukan blog ini semoga dapat bermanfaat bagi seluruh umat manusia yang membutuhkannya dalam hisup mereka.    

READMORE
 

PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS MOTOR DC

PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS MOTOR DC






Motor DC-adalah jenis motor yang hanya dapat menerima arus DC sehingga Motor DC biasanya digunakan untuk rangkaian yang tidak terlalu besar misalnya untuk untuk mainan seperti tamia,robot line follower dan untuk vibrator pada joy stick playstation.
Motor DC ini berbeda dengan Dinamo,perbedaan ini terletak pada fungsinya,jika Motor DC hanya bisa merubah energi listrik menjadi energi mekanik sehinnga dapat memutar motor dengan memberikannya energi listrik sedangkan Dinamo dapat merubah energi listrik menjadi energi mekanik dan juga dapat merubah energi mekanik menjadi energi listrik.Hal ini dapat dilakukan dengan cara memutar dinamo sehingga akan terjadi induksi elektromagnetik sehingga dapat menghasilkan listrik ,terjadinya induksi dikarenkan putaran kumparan terhadap magnet.

Motor DC ini dapat diputar searah jarum jam dan sebaliknya,hal ini dapat dilakukan dengan cara membalik polaritas listriknya.Motor DC ini dalam bekerja memiliki tegangan kerja sesuai dengan jenis Motor DCnya yang disebut dengan tegangan kerja.Jika tegangan yang diberikan kurang dari tegangan kerjanya maka Motor DC akan berputar lambat dan juga akan terbakar karena energi yang dibutuhkan kurang sedangkan jika diberikan tegangan yang melebihi tegangan kerja maka Motor DC akan berputar dengan kecepatan diatas rata-rata dan akan membuatnya terbakar juga,jadi pemberian tegangan ini harus disesuiakan dengan jenis Motor DC yang digunakan agar mendapat hasil yang optimal.Motor DC ini akan membutuhkan arus dan daya yang banyak saat bekerja pada beban tertentu jadi jika tidak terdapat beban maka arus dan daya yang dibutuhkan hanya sedikit.


JENIS-JENIS MOTOR DC

1.MOTOR DC SUMBER DAYA TERPISAH

Pada Motor DC sumber daya terpisah ini,sumber arus listrik untuk kumparan medan terpisah dengan sumber arus listrik untuk kumparan angker pada rotor karena adanya rangkaian tambahan dan kebutuhan sumber daya tambahan ini membuat Motor DC ini menjadi sedikit lebih mahal dan kuga Motor DC jenis ini jarang digunakan.Motor DC ini biasanya digunakan di laboratium untuk penelitian dan juga dipasang pada peralatan-peralatan khusus.


2.MOTOR DC SUMBER DAYA SENDIRI

Pada Motor DC sumber daya sendiri ini sumber arus listrik untuk kumparan medan dihubungkan secara seri,paralel,dan seri-paralel dengan kumparan angker.






READMORE
 

INTERGERATED CIRCUIT

PENGERTIAN INTERGERATED CIRCUIT ( IC ) DAN APLIKASNYA

Posted On 25,Maret 2018


Pengertian IC-Itergerated circuit atau yang biasa disebuat dengan IC merupakan sebuah komponen aktif dalam elektronika yang terdiri dari gabungan ratusan,ribuan.bahkan jutaan transistor,dioda,resistor,dan kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu rangkaian elektronika dalam sebuah kemasan kecil.Bahan utama yang membentuk intergerated circuit ini adalah bahan semi konduktor.IC dalam bahasa indonesia sering disebut dengan sirkuit terpadu.

PENGAPLIKASIAN IC

IC LINEAR

IC linear atau bisa juga disebut dengan ic analog pada umumnya memiliki fungsi sebagai berikut:
  1. Penguat daya (Power Amplifier )
  2. Penguat sinyal (signal Amplifier )
  3. Penguat operasional ( Operational Amplifier )
  4. Penguat sinyal mikro ( MicroWave Amplifier )
  5. Penguat RF dan IF ( RF dan IF Amplifier )
  6. Voltage comparator
  7. Multiplier
  8. penerima frekuensi radio (Radio Receiver )
  9. regulator tegangan ( voltage Regulator )

IC DIGITAL

IC DIGITAL adalah rangkaian swicthing yang tegangan input dan output memiliki dua nila yaitu tinggi dsan rendah atau 1 dan 0.

IC Digital pada umumnya memiliki fungsi sebagai berikut:

  1. Flip-Flop
  2. Gerbang Logika (Logic gates)
  3. Timer
  4. Counter
  5. Multiplexer
  6. Calculator
  7. Memory
  8. Clock
  9. Microprocessor
  10. Mikrokontroler
Hal yang perlu diingat adalah IC merupakan komponoen elektronika aktif yang sensitif terhadap pengaruh elektrostatis discharge (ESD).Jadi di perlukan penanganan khusus untuk menjaga agar ic dapat bertahan lama.

READMORE
 

RELAY

PENGERTIAN RELAY DAN FUNGSINYA 



Relay merupakan saklar (switch) yang dioperasikan secara listrik yang termasuk komponen elektromechanical yang terdiri dari 2 bagian utama yakni elektromagnet (coil) dan mekanik (saklar).Relay menggunakan prinsip elektromagnetik untuk menggerakan kontak saklar,sehingga dengan arus listrik yang kecil (low power) dapat menghantarkan listrik yang bertegangan tinggi.
nah dalam hal ini saya akan sedikit menjelaskan lebih lanjut tentang sebuah relay yang mungkin akan berguna nantinya.

RELAY Terdiri dari 4 komponen utama :
  1. ELECTROMAGNET (COIL)
  2. ARMATURE
  3. SAKLAR
  4. SPRING
CARA KERJA RELAY:



Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa inti besi yang dililit oleh kawat tembaga atau lilitan tersebut yang disebut coil,berfungsi untuk mengendalikan besi tersebut.saat kumparan atau coil di aliri arus listrik maka akan muncul gaya elektromagnet sehingga akan menarik armature sehingga dapat berpindah dari kondisi tertutup atau NC ke kondisi terbuka atau NO.
Dalam kondisi terbuka saklar dapat menghantarkan arus listrik.Pada saat coil tidak dialiri arus listrik maka armature akan kembali ke posisi semula dan saklar tidak dapat menghantarkan arus listrik.

FUNGSI RELAY

Ya seperti yang telah dijelaskan tadi bahwa relay berfungsi sebagai saklar,tapi dalam sebuah rangkaian elektronika relay memegang peran yang sangat penting dalam sebuah rangkaian sehingga rangkaian dapat berjalan sesuia dengan program yang telah ditentukan fungsi tersebut sebagai berikut:
  1. Mengendalikan sirkuit bertegangan tinggi dengan bantuan sinyal tegangan rendah.
  2. Menjalankan fungsi logika atau logic fuction
  3. Menjalankan fungsi penundaan waktu atau delay fuction
  4. melinduingi motor atau komponen lainnya dari kelebihan tegangan atau korsleting listrik
Ya mungkin hanya itu yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat dan mendapat berkah.Terimakasih atas kunjungannya

READMORE
 

RESISTOR

PENGERTIAN RESISTOR DAN JENIS-JENISNYA




Pengertian Resistor Dan Jenis-Jenisnya-Resistor merupakan salah satu komponen elektronika yang paling sering ditemukan pada setiap rangkain elektronika.Hampir setiap peralatan elektronika menggunakannya.Pada dasarnya resistor adalah komponen elektronika pasif yang memiliki nilai resistansi atau hambatan tertentu yang berfungsi unutk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian elektronika agar rangkaian dapat berjalan dengan baik karena menerima arus yang sesuai dengan yang dibutuhkan rangkaian tersebut.Resisitro biasa disebut dengan Hambatan atau Tahanan dan biasa disingkat "R" dalam sebuah gambar rangkain.Satuan untuk resistansi resistor adalah OHM.Sebutan OHM ini diambil dari nama penemunya yaitu George Simon Ohm yang juga merupakan seorang Fisikawan Jerman untuk membatasi dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika,Resistor bekerja berdasarkan Hukum OHM.


Jenis-Jenis Resistor
Pada umumnya Resistor dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis,diantaranya adalah Fixed Resistor,Variable Resistor,Thermistor dan LDR.


A, FIXED RESISTOR

Fixed Resistor adalah jenis Resistor yang memiliki nilai resistansinya tetap.Nilai Resistansinya atau Hambatan Resistor ini biasanya ditandai dengan kode warna ataupun kode angka.

beriku ini adalah gambar Resistor beserta Simbolnya:



 

Yang tergolong dalam kategori Fixed Resistor berdasarkan Komposisi bahan pembuatnya diantaranya adalah :


CARBON COMPOSITION RESISTOR  (Resistor Komposisi Karbon)

Resistor jenis komposisi karbon ini terbuat dari komposisi karbon halus yang dicampur dengan bahan isolasi bubuk sebagai pengikatnya agar mendapatakan nilai resistansi yang diinginkan.Semakin banyak bahan karbonya semakin rendah pula nilai resistansi atau nilai hambatanya.Nilai Resistansi yang sering ditemukan di pasaran unutk resistor jenis komposisi karbon ini biasanya berkisar dari 1 ohm sampai 200 ohm dengan daya 1/10w sampai 2w.


CARBON FILM RESISTOR (Resistor Film Carbon)

Resistor jenis karbon film ini terdiri dari film tipis karbon yang diendapkan subtrat isolator yang dipotong berbentuk spiral.Nilai resistansinya tergantung pada proporsi karbon dan isolator.Semakin banyak bahan karbonnya semakin rendah pula nilai resistansinya.Keuntungan Resistor Film Karbon ini adlah dapat menghasilkan resistor dengan toleransi yang lebih rendah dan juga rendahnya kepekaan terhadap suhu jika dibandingkan dengan Resistor Komposisi Karbon,

Nilai Resistansi resistor film karbon yang tersedia di pasaran biasanya berkisar diantara 1 ohm sampai 10 ohm dengan daya 1/6w hingga 5w.Karena rendahnya kepekaan terhadap suhu ,Resistor Film Karbon ini dapat bekerja di suhu yang berkisar dari -55 celcius hingga 155 celcius.


METAL FILM RESISTOR (Resistor Film Logam)

Metal Film Resistor adalah jenis Resistor yang dilapisi dengan Film Logam yang tipis ke subtrat keramik dan dipotong berbentuk spiral.Nilai Resistansinya dipengaruhi oleh panjang,lebar,dan ketebalan spiral logam.
Secara keseluruhan ,Resistor jenis Metal Film ini merpakan yang terbaik diantara jenis-jenis resistror yang ada.




B. VARIABLE RESISTOR

Variable Resistor adalah jenis Resistor yang nilai Resistansinya dapat berubah dan diatur sesuia keinginan atau kebutuhan pada rangkain elektronika.Pada umumnya Resistor terbagi menjadi 3 yaitu Potensiometer , Rheostat , dan Trimpot.

Berikut ini  gambar Variable Resistor beserta Simbolnya :




POTENSIOMETER


Potensiometer merupakan jenis Variable resistor yang nila resistansinya dapat berubah-ubah dengan cara memutar porosnya melalui sebuah tuas yang menonjol pada potensiometer.Nilai resiatansi Porensiometer biasanya tertulis di badan Potensiometer dalam bentuk kode angka.Potensiometer ini biasanya digunkan pada rangkain LCD untuk mengatur ke halusan perpindahan karakter pada LCD agar tidak terlihat kedip kedip.

RHEOSTAT


Rheostat merupakan jenis Variable Resistor yang dapat beroperasi pada Tegangan dan Arus yang tinggi. Rheostat terbuat dari lilitan kawat resistif dan pengaturan Nilai Resistansi dilakukan dengan penyapu yang bergerak pada bagian atas Toroid.


PRESET RESISTOR (TRIMPOT)


Preset Resistor atau sering juga disebut dengan Trimpot (Trimmer Potensiometer) adalah jenis Variable Resistor yang berfungsi seperti Potensiometer tetapi memiliki ukuran yang lebih kecil dan tidak memiliki Tuas. Untuk mengatur nilai resistansinya, dibutuhkan alat bantu seperti Obeng kecil untuk dapat memutar porosnya.


C.THERMISTOR (Thermal Resistor)


Thermistor adalah jenis resistor yang nilai resistansinya dapat dipengaruhi oleh suhu (temperature).Thermistor memiliki dua jenis yang dibedakan berdasarkan kemampuan membaca pada suatu suhu yaitu Thermistor NTC (Negative Temperature Coefficient) dan Thermistor PTC (Positive Temperature Coefficient).Komponen ini bisa digunakan untuk mengukur suhu pada sebuah rangakain elektronika.

Berikut ini gambar Thermistor PTC dan NTC beserta Simbolnya :





D. LDR (Light Dependent Resistor)


LDR atau Light Dependent Resistor adalh jenis resistor yang nilai resistansinya dipengaruhi oleh intensitas cahaya yang diterima oleh LDR ini.Komponen elektronika ini memiliki beberapa pengaplikasiannya dalam kehidupan sehari-hari,contohnya sebagai pengatur lampu mati atau hidup dalam sehari,cara kerjanya cukuup sederhana yaitu jika disiang hari lampu akan mati karena LDR menerima sebuah cahaya,karena jika LDR menerima cahaya maka LDR ini akan memiliki hambatan yang sangat besar sehingga arus listrikpun tidak dapat mengalir melewati komponen ini untuk menuju ke lampu.Begitu juga dimalam hari lampu akan menyala secara otomatis karena LDR menerima cahaya yang sedikit,oleh karena itu jika LDR menerima sedikit cahaya maka hambatannya akan menjadi kecil sehingga arus listrik dapat mengalir melewati komponen ini sehingga dapat menuju ke lampu.

Komponen ini juga digunakan dalam pembuatan line follower yagn merupakan robot yang cukup populer di kalangan anak elektronika.Karena robot ini akan mengikuti alur sebuah garis yang berbelok-belok secara otomatis menggunakan sebuah LDR.LDR ini akan bekerja sama dengan sebuah motor penggerak robot tersebut agar dapat memutar hentikan motor ini sesuai alur garis yang dilewati robot tersebut.

Berikut gambar LDR beserta Simbolnya :





FUNGSI-FUNGSI RESISTIOR 


Komponen ini memiliki beberapa fungsi dalam sebuah rangkaian elektronika,dan merupakan komponen yang paling banyak terdapat dalam sebuah rangkaian elektronika karena sangat berpengaruh dalam sebuah rangkain elektronika,fungsi-fungsi resistor di dalam sebuah rangkaian Elektronika diantaranya adalah sebagai berikut :

Sebagai Pembatas Arus Listrik 
Sebagai Pengatur Arus Listrik
Sebagai Pembagi Tegangan Listrik
Sebagai Penurunan Tegangan Listrik

Terimakasih atas kunjungan anda semoga materi dapat bermanfaat bagi anda semua Terimakasih







READMORE